Sudah menjadi rahasia umum jika tidur yang berkualitas dan sehat membutuhkan waktu 7-8 jam (untuk orang dewasa) dalam keadaan tanpa penerangan sekecil apa pun. Hal ini dikarenakan tidur dalam keadaan lampu menyala dapat menghambat pembentukan melatonin yang merupakan hormon pemicu rasa kantuk. Hormon yang diproduksi oleh kelenjar pineal dari otak ini berfungsi untuk memicu siklus bangun dan tidur (Circadian Rhythm) pada tubuh (Gambar 1).
Gambar 1. Skema Siklus Circadian Rhythm untuk Tidur Berawal dari Momen Melatonin Release Starts (sumber: www.liveli.com)
Pembentukan melatonin yang terhambat akan mengakibatkan anomali pada Circadian Rhythm yang sangat berbahaya bagi kesehatan. Dari penelitian yang dilakukan oleh ahli insomnia Colleen Carney, PhD dari Universitas Ryerson Toronto, tidur dalam keadaan lampu menyala dapat memicu 3 jenis risiko penyakit. Dimulai dengan depresi yang merupakan dampak psikologis utama yang disebabkan oleh siklus tidur yang berantakan. Kemudian obesitas sebagai akibat psikis dari pola tidur yang tidak sehat hingga berakibat kanker yang kemungkinan besar merupakan kanker payudara bagi wanita.
Meskipun demikian, melalui penelitian yang sama ditemukan bahwa terdapat kondisi tertentu yang memungkinkan tubuh bisa mentolerir waktu tidur dengan lampu menyala. Berikut informasi selengkapnya!
Memiliki Riwayat Hyperalert
Kondisi siaga tinggi (hyperalert) yang disebabkan oleh adanya post traumatic stress disorder (PTSD) mengakibatkan kesulitan tidur pada kondisi gelap total. Oleh karena itu, tidur dalam kondisi lampu menyala bisa jadi sangat dianjurkan demi terwujudkan kondisi rileks pada tubuh yang memicu keinginan untuk beristirahat.
Namun, bukan berarti kondisi ini boleh secara terus-menerus dilakukan. Dalam proses penyembuhannya, pengidap hyperalert disarankan untuk tetap belajar untuk beradaptasi tidur dalam suasana gelap. Proses ini dilakukan secara bertahap dengan mengontrol tingkat penerangan lampu yang digunakan, mulai dari terang, redup hingga gelap total.
Menggunakan Lampu Berwarna Oranye
Adapun pemilihan lampu yang digunakan untuk menemani tidur Anda juga harus diperhatikan, terutama dari segi warna dan level kecerahan (brightness). Warna lampu yang paling dianjurkan untuk menemani aktivitas tidur Anda adalah merah atau oranye.
Hindari penggunaan lampu berwarna biru dan putih sebagai lampu tidur Anda. Hal ini dikarenakan lampu warna biru dan putih memiliki peran sebagai stimulan yang baik beraktivitas tetapi sangat mengganggu untuk istirahat di malam hari. Tak heran jika dua warna lampu ini bisa membuat perubahan pada Circadian Rhythm hingga 50% dan sangat berbahaya bagi kebutuhan istirahat Anda.
Dapatkan kebutuhan lampu dengan warna dan fitur yang sesuai kebutuhan Anda di AZKO. Tersedia Lampu Meja EGLARE yang memiliki nyala warna kuning ke oranye dengan fitur dimmable. Lampu ini sangat cocok untuk kebutuhan tidur dengan lampu menyala yang sehat, sekaligus membantu Anda untuk mulai berlatih membiasakan diri tidur dalam kondisi gelap dengan pengaturan redup yang tersedia.
Hadir dengan tampilan unik, lampu yang menggunakan penerangan dari LED 2 Watt ini memiliki 2 varian bentuk yaitu harimau dan kelinci yang dapat menambah unsur dekorasi pada ruangan. Fitur lain yang bisa Anda nikmati dari alat berdimensi 10 cm x 10 cm x 13 cm ini adalah fitur rechargeable lampu yang menggunakan USB Socket.
Cynthia Klarissa - 1 Januari 2025
